Renungan. Allah SWT menganugerahkan kita banyak hal dalam hidup kita, termasuk saat ini, ketika anda membaca tulisan ini, Allah SWT dengan sifat Rohman RohimNya masih memberikan kita semua nafas dan kesempatan. Sesuatu yang luar biasa yang tidak bisa digantikan oleh apapun, termasuk dunia. Begitu pentingnya masa ini, sampai-sampai Allah SWT bersumpah dalam salah satu firmanNya:
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran" (QS. Al Ashr: 1-3)
Dalam surat ini Allah SWT bersumpah demi masa karena masa adalah sesuatu yang sangat berharga dan penting. Di mana letak pentingnya masa? Masa terus berjalan tidak pernah berhenti, walaupun sesaat. Kita tidak bisa mengulang waktu yang telah berlalu, jangankan sepuluh tahun, sedetikpun kita tidak bisa. Begitu berharganya masa ini, Rasulullah SAW mengingatkan kita dalam sabdanya:
"Manfaatkanlah lima hal sebelum datangnya lima: Masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa hidupmu sebelum matimu, masa senggangmu sebelum masa sempitmu" (HR. Al Hakim)
Dalam hadist lain beliau juga bersabda: " Laksanakanlah amal saleh karena tujuh hal: sebelum datangnya kemiskinan yang membuatmu lupa, kekayaan yang menyesatkan, penyakit yang membinasakan, ketuaan yang melumpuhkan, kematian yang mendadak, dajal sebagai makhluk terjahat yang selalu mengintai dan hari kiamat yang sangat pahit dan mengerikan". (HR. Tirmidzi)
Masa muda, masa sehat, masa kaya, masa hidup, dan masa senggang adalah masa-masa yang sering membuat manusia lalai. Banyak manusia yang tidak memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Sehingga penyesalanlah yang selalu membayangi mereka di masa-masa selanjutnya. Bukankah dalam surat Al Ashr Allah SWT telah mengingatkan kita tentang banyaknya manusia yang lalai dan dikatakan sebagai orang merugi. Hanya sebagian saja yang dikatakan orang yang beruntung. Siapa mereka?Yaitu orang beriman yang melakukan amal saleh, menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Pertanyaannya, Kita termasuk golongan yang mana?Orang merugi atau orang beruntung?tentunya kita yang bisa menjawabnya. Kalau kita mengaku sebagai orang beruntung, sudahkah kita beriman dan beramal saleh, menasehati dalam kebenaran dan kesabaran?Ataukah kita golongan merugi, yakni mereka-mereka yang melalaikan kesempatan yang diberikan Allah SWT?. Wallahu A'lam Bis shawab.
0 komentar:
Posting Komentar